Kisah ini..sesetengah dari kita biasa membacanya..pernah membacanya..namun kita ini insan=nasiya=pelupa..ulangkaji untuk hati jom! (^_^)
================================================================
Suatu ketika, seorang pemuda yang tampan berdiri di tengah-tengah kota dan mendakwa bahawa dia memiliki sekeping hati yang paling cantik. Lalu diangkat hatinya setinggi yang boleh agar kilauan dari hati yang indah itu dapat dilihat oleh orang lain di sekitarnya.
Tersebar bicara kekaguman orang ramai. Sememangnya hati pemuda itu, tiada cacat celanya. Tidak carik walau sedikitpun. Permukaannya licin sempurna. Warnanya juga segar dan menyerlah pesona seorang anak muda.
Pemuda tampan itu mulai merasa bangga dengan pujian yang diterima. Sorakannya semakin kuat mewar-warkan betapa indah sekeping hati yang dimilikinya.
Tiba-tiba, di tengah-tengah keriuhan itu, muncul seorang tua. Langkahnya perlahan menuju ke arah pemuda tampan. Lagaknya, seolah dia mahu membicarakan sesuatu.
“Wahai anak muda, mengapa kulihat hatimu hampir tidak seindah hatiku?” Orang tua tersebut bertanya dalam nada suara yang agak lemah tetapi penuh keyakinan. Orang ramai dan si pemuda mulai berkeliling mengerumuni orang tua.
Mereka mendengar degup yang kuat tercetus dari hatinya, tetapi hati itu dipenuhi luka. Di satu sisi, kelihatan permukaannya bertampal-tampal. Ada potongan hati yang diambil dan potongan yang lain dimasukkan ke dalamnya, tetapi ia kelihatan tidak berpadanan. Pada satu sudut yang lain, terdapat pula beberapa tanda patah. Bahkan, di beberapa tempat, terdapat lubang yang dalam, di mana seluruh bahagian permukaannya telah hilang.
Melihat itu, orang ramai saling berpandangan.
TERTANYA-TANYA
"Bagaimana orang tua ini boleh mengatakan bahawa hatinya lebih indah?" fikir mereka.
Sementara itu, pemuda tampan tertawa.
"Tentu engkau bergurau, wahai orang tua," katanya.
"Kalau dibandingkan hatimu dengan hatiku, apa yang aku ada ini adalah sangat sempurna, sedangkan kepunyaanmu begitu berantakan dengan bekas-bekas luka dan air mata," lanjutnya lagi.
"Ya, memang benar" tukas si tua penuh kesabaran.
"Kepunyaanmu adalah sempurna, namun aku tidak sesekali akan menukarnya dengan hatimu. Andai saja kau lihat wahai anak muda, setiap bekas luka di hatiku ini mewakili setiap seorang yang telah aku berikan cintaku buat mereka. Aku merobek sepotong hatiku dan memberikannya kepada mereka, dan setiap kali itu juga mereka memberiku sepotong dari hati mereka untuk mengisi tempat kosong di hatiku ini, tetapi kerana potongan-potongan itu tidak tepat, lalu menyebabkan ketidaksempurnaannya, bahkan ia kelihatan kasar dan tidak rata.
Namun, aku tetap menghargainya, kerana pemberian mereka mengingatkanku pada cinta yang terbina bersama antara kami. " Panjang lebar bicara orang tua. Si pemuda tampan terpaku mendengar patah katanya.
"Kadang-kadang aku telah memberikan potongan hatiku, tetapi orang yang kuberikan potongan hatiku itu, tidak memberikan kembali sepotong hatinya kepadaku. Inilah yang mengakibatkan wujudnya lubang-lubang ini. Kau tahu wahai anak muda, sesungguhnya memberikan cinta adalah bermakna memberikan peluang dan kesempatan. Walaupun bekas robekan itu menyakitkan, ia akan tetap terbuka lantas mengingatkanku tentang cinta yang masih aku miliki untuk mereka. Dan aku berharap suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lompong-lompong kosong yang sekian lama kutunggu-tunggu agar ia diisi.
Nah, sekarang fahamkah engkau tentang kecantikan sejati? " Si tua mengakhiri kata-katanya.
Pemuda tampan itu terus terdiam. Dia menundukkan kepala dengan air mata mengalir di pipinya. Dia menghampiri orang tua, mengambil hatinya yang sempurna, muda dan cantik itu dan merobek keluar satu potongan darinya. Dia menawarkan potongan tersebut kepada orang tua dengan tangan gementar.
Si tua itu menerima pemberian tersebut lalu meletakkannya pada hatinya dan kemudian mengambil pula sepotong dari bekas luka lama di hatinya dan menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu.
Sungguhpun ia sesuai, tetapi ia tidak sempurna, kerana ada beberapa tanda patahan.
Orang muda itu menatap hatinya yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, lantaran cinta dari hati orang tua itu kini mengalir kepada hatinya. Mereka bergandingan dan berjalan bersama meninggalkan orang ramai terus terpaku dengan peristiwa menginsafkan itu.
T.A.M.A.T
[Sumber asal tidak diketahui]
"Ketika yang lain menjauh ada Allah yang tak pernah pergi..ketika yang lain mengacuhkan ada Allah yang selalu tak bosan memperhatikan. Ketika yang lain menyakitkan ada Allah yang selalu memberikan penyejuk.." (^_^) [ummuhusna.blogspot.com]
Q'A:
Betapa banyak pun budi kebaikan yang kita lakukan atas muka bumi ALLAH ini, namun hanya dengan satu kesalahan, dunia ini akan mencemuh kita ..
Betapa banyak pun kebaikan yang kita lumurkan pada hati seorang saudara, mungkin dengan satu kekhilafan, diri kita akan menjadi manusia yang paling hina pada pandangannya dengan satu kesalahan tersebut..
Andai kita yakin ianya amal bertunjangkan redha dan keampunan ALLAH, maka biarlah ALLAH yang menilainya dan biarkanlah manusia terus-terus menilai kerana hakikatnya penilaian yang mutlak hanya milik ALLAH..
"Tidak sempurna Iman seseorang itu selagi dia tidak mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri" (Riwayat Bukhari dan Muslim)
"Tidak sempurna Iman seseorang itu selagi dia tidak mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri" (Riwayat Bukhari dan Muslim)
..::(^_^)::..